Enam mahasiswa dari ITB dan Telkom University meraih kemenangan dalam ajang UNESCO Youth Innovation Challenge yang digelar akhir Oktober 2025.
Ajang ini menghadirkan gagasan baru untuk mendorong literasi digital dan tanggung jawab bermedia.
Tim Indonesia memenangkan penghargaan berkat proyek game edukatif berbasis literasi digital — sebuah game interaktif yang mengajak masyarakat mengenali hoaks dan misinformasi.
Game ini terhubung dengan kios digital edukatif di area umum, tempat masyarakat bisa langsung bermain.
Dengan MIL Box, pengunjung dapat mencoba kuis interaktif untuk melatih berpikir kritis.
Setiap sesi permainan memberikan penjelasan faktual agar pemain paham konteks sebenarnya.
MIL Point hadir dalam format web app.
Cukup daftar di situs “mil-point.vercel.app”, pengguna bisa mencoba fiturnya, termasuk empat fitur utama:
1. **Feed** — pembelajaran dari sumber valid.
2. **Prebunk Games** — permainan cek fakta berbasis skenario.
3. **Debate Point** — ruang debat literasi digital.
4. **Leaderboard** — sistem poin dan penghargaan bagi pemain aktif.
“Tujuan kami membangun ekosistem edukatif dan inklusif,” jelas Jesseline Carolee Sabas, perancang utama game.
Proyek dibangun dalam periode hackathon UNESCO dengan proses riset cepat dan pengujian publik.
Ide MIL Point muncul dari kegelisahan atas maraknya hoaks di media sosial.
“AI generatif membuat hoaks makin cepat menyebar, dan kami ingin mengedukasi publik agar mampu memverifikasi informasi,” ujar Vinnidhiaty Gradelyn Jees.
Proyek pilot MIL Box dimulai akhir tahun ini di Jakarta dan Bandung.
Ke depan, proyek ini membuka kolaborasi dengan berbagai pihak agar literasi digital jadi bagian budaya nasional.
Tema hackathon kali ini menyoroti keseimbangan antara manusia dan AI diikuti lebih dari seribu tim global.
Tim ITB-Telkom University berhasil mengungguli ratusan pesaing.
Selain Indonesia, pemenang lain berasal dari Argentina, Kamerun, dan Vietnam.
Penghargaan diserahkan langsung oleh Asisten Direktur Jenderal UNESCO untuk Komunikasi dan Informasi dalam konferensi MIL Week di Cartagena, Kolombia.
Proyek ini juga didukung Radya Labs, Salman Subakat, dan IAIF ITB.
Tim membuka peluang kolaborasi lanjutan untuk menjadi contoh sinergi teknologi dan pendidikan dari Indonesia.