Dunia teknologi hijau Tanah Air tengah ramai membicarakan Bobibos.
Bahan bakar alternatif Bobibos buatan peneliti muda Indonesia mengubah jerami jadi bahan bakar beroktan tinggi dan ramah lingkungan.
Teknologi di balik Bobibos menggunakan pendekatan kimia hijau yang minim limbah.
Jerami padi yang selama ini dibakar kini dimanfaatkan sebagai sumber energi.
“Tujuan kami sederhana: dari sawah untuk jalanan Indonesia,” jelas Aditya Gunawan, penggagas Bobibos.
Proyek ini mendapat dukungan riset dari universitas dan lembaga energi nasional.
Kandungan sulfur yang minim membuatnya ramah mesin dan lingkungan.
Bahkan, versi terbaru Bobibos diklaim dapat diolah secara modular melalui sistem digitalisasi energi.
Investor dan komunitas hijau Indonesia menyatakan dukungan.
Teknologi ini dapat membantu mengurangi ketergantungan impor BBM.
Produksi massal ditargetkan dimulai tahun 2026.
Namun di balik keberhasilan riset ini, ada sejumlah hal yang perlu diperkuat.
Regulasi distribusi biofuel baru perlu dukungan kebijakan yang kuat.
Selain itu, dukungan infrastruktur logistik harus disiapkan lebih cepat.
Pakar lingkungan dan teknologi biomassa melihat inovasi ini sebagai bukti kapasitas riset anak muda Indonesia.
Dengan sinergi antara petani, peneliti, dan industri, Bobibos membuka babak baru energi hijau nasional.
Biofuel dari jerami ini membuktikan bahwa masa depan bisa lahir dari ladang, dan Indonesia kini punya peluang nyata jadi pemimpin energi hijau di Asia.